Kamis, Februari 26, 2009

Revolusi Mobile Marketing

Revolusi mobile marketing tidak terlepas dari perkembangan mobile phone atau handphone. Saat ini pelanggan mobile makin terus bertambah. Nielson Mobile pada Maret 2008 lalu memperkirakan jumlah total pengguna global mencapai angka 3 miliar pada tahun 2010. pertumbuhan ini dibuat dengan asumsi di masa mendatang akan terus bermunculan ponsel baru, harga paket data dan konten – seperti e-mail, berita, cuaca, instant messenger dan olahraga – yang semakin baik dimana semua ini makin menarik publisher dan layanan mobile baru.


Mengikuti perkembangan teknologi mobile tersebut, ruang yang disediakan bagi marketer untuk menjadikannya sebagai media pelengkap semakin besar. Marketer pun segera menangkap peluang itu. Menurut Informa / Economist belanja mobile advestising pada 2006 hanya US$ 871 juta. Sementara eMarketer, Maret 2008, memperkirakan belanja iklan mobile seluruh dunia akan mencapai total US$ 19 miliar pada 2012. Total pasar Asia Pasifik untuk periklanan mobile pada saat itu diperkirakan akan mencapai US$ 6,9 miliar.

Tak ketinggalan pula marketer Indonesia. Laporan AdMob menunjukkan, pada Juli 2008 traffic rate mobile marketing di Indonesia meningkat menjadi 9,64 kali dibandingkan pada tahun sebelumnya. Kenaikkan tersebut memperlihatkan Indonesia berada di peringkat atas mengalahkan Amerika Serikat dan India.

Teknologi telekomunikasi berkembang pesat. Pergeseran teknologi dari jaringan kabel (fix phone) menuju mobile phone semakin tak terelakkan. Terlebih, saat ini konvergensi antara teknologi internet dan ponsel memungkinkan pengguna ponsel mengakses internet melalui ponsel sehingga dunia memasuki era baru mobile service.

Era baru ini dimulai awal tahun 1990 ketika Amerika Serikat menyuguhkan teknologi komunikasi mobile yang dikenal dengan GSM. Teknologi ini kemudian dengan cepat diadopsi berbagai Negara. Jepang misalnya, mulai mengembangkan inovasi service dan Korea Selatan turut berinovasi di bidang broadband. Teknologi komunikasi terus berkembang hingga muncul komunikasi mobile berbasis CDMA yang menggunakan teknologi digital seluler.

Akhirnya, di awal abad millennium, dominasi pasar di negara-negara Eropa bergeser ke Cina dan India. Cina bahkan menjadi sentra perantara produsen IT terbesar di Eropa seperti Microsoft, IBM dan Intel untuk menggarap pasar di kawasan Asia. “Kehadiran Cina maupun India memudahkan negara Eropa menyebarkan tren teknologi mobile ke Asia Marketing mobile service semakin tersebar luas,” ujar Mike Windsor, CEO Ogilvyinteractive Worldwive.

Pasar teknologi mobile – GSM, CDMA, 3G – terus membengkak. Menurut data yang ada, tahun 2005 populasi Cina sebesar 1,3 miliar jiwa. Dari populasi tersebut, sebanyak 269 juta adalah user. “Jumlah pengguna (user) teknologi mobile di tahun-tahun ke depan akan terus membanjir. Hal ini karena ketergantungan masyarakat modern terhadap perangkat komunikasi mobile makin meningkat,” tutur Mike Windsor.

Menurut Vice President Intel Sean Maloney, kehadiran teknologi mobile dianggap sebagai solusi untuk seluruh market pasar karena mencakup pasar internet dan phone, sekaligus potensial untuk mobile marketing dan kegiatan advertising. “Cara-cara marketing tradisional dan konvensional pelan-pelan mulai ditinggalkan, termasuk advertising model konvensional. Aktivitas marketing dan advertising kini mulai dilakukan secara mobile, mengikuti kemajuan teknologi,” katanya.

Seperti dilakukan produsen coklat terkenal Cadbury. Ketika penjualan sedang lesu, Cadbury melancarkan strategi marketing dan periklanan melalui media ponsel. Caranya adalah dengan membangun atmosfer brand lewat program “Cadbury Txt’n’Win”.

Melalui program itu, Cadbury mengundang para pemilik ponsel untuk mengirimkan SMS (short message service). Sebelumnya, Cadbury telah menyiapkan 65 juta batang coklat dengan kemasan special untuk promosi. Publik tidak tahu bagaimana wujud kemasannya. Apalagi, digemborkan kemasan dibubuhi code tertentu yang sangat unik.

Edukasi program yang gencar dilakukan ini ternyata menumbuhkan sikap penasaran bagi pemilik ponsel. Hanya konsumen yang memenangkan undian saja yang bisa melihat kemasan unik Cadbury. Tak pelak, ribuan SMS mengalir setiap hari. Tidak kurang dari 5 juta SMS masuk dari program “TxT’n’Win”. Dari situ penjualan Cadbury meroket. Cadbury sukses mengadopsi teknologi seluler untuk kegiatan marketing. Kebetulan saat itu SMS sedang booming dan hampir rata-rata kaum muda menggunakan SMS untuk komunikasi.


Marketing Xtra 9 - 28 Februari 2009