Kamis, Februari 26, 2009

Revolusi Mobile Marketing

Revolusi mobile marketing tidak terlepas dari perkembangan mobile phone atau handphone. Saat ini pelanggan mobile makin terus bertambah. Nielson Mobile pada Maret 2008 lalu memperkirakan jumlah total pengguna global mencapai angka 3 miliar pada tahun 2010. pertumbuhan ini dibuat dengan asumsi di masa mendatang akan terus bermunculan ponsel baru, harga paket data dan konten – seperti e-mail, berita, cuaca, instant messenger dan olahraga – yang semakin baik dimana semua ini makin menarik publisher dan layanan mobile baru.


Mengikuti perkembangan teknologi mobile tersebut, ruang yang disediakan bagi marketer untuk menjadikannya sebagai media pelengkap semakin besar. Marketer pun segera menangkap peluang itu. Menurut Informa / Economist belanja mobile advestising pada 2006 hanya US$ 871 juta. Sementara eMarketer, Maret 2008, memperkirakan belanja iklan mobile seluruh dunia akan mencapai total US$ 19 miliar pada 2012. Total pasar Asia Pasifik untuk periklanan mobile pada saat itu diperkirakan akan mencapai US$ 6,9 miliar.

Tak ketinggalan pula marketer Indonesia. Laporan AdMob menunjukkan, pada Juli 2008 traffic rate mobile marketing di Indonesia meningkat menjadi 9,64 kali dibandingkan pada tahun sebelumnya. Kenaikkan tersebut memperlihatkan Indonesia berada di peringkat atas mengalahkan Amerika Serikat dan India.

Teknologi telekomunikasi berkembang pesat. Pergeseran teknologi dari jaringan kabel (fix phone) menuju mobile phone semakin tak terelakkan. Terlebih, saat ini konvergensi antara teknologi internet dan ponsel memungkinkan pengguna ponsel mengakses internet melalui ponsel sehingga dunia memasuki era baru mobile service.

Era baru ini dimulai awal tahun 1990 ketika Amerika Serikat menyuguhkan teknologi komunikasi mobile yang dikenal dengan GSM. Teknologi ini kemudian dengan cepat diadopsi berbagai Negara. Jepang misalnya, mulai mengembangkan inovasi service dan Korea Selatan turut berinovasi di bidang broadband. Teknologi komunikasi terus berkembang hingga muncul komunikasi mobile berbasis CDMA yang menggunakan teknologi digital seluler.

Akhirnya, di awal abad millennium, dominasi pasar di negara-negara Eropa bergeser ke Cina dan India. Cina bahkan menjadi sentra perantara produsen IT terbesar di Eropa seperti Microsoft, IBM dan Intel untuk menggarap pasar di kawasan Asia. “Kehadiran Cina maupun India memudahkan negara Eropa menyebarkan tren teknologi mobile ke Asia Marketing mobile service semakin tersebar luas,” ujar Mike Windsor, CEO Ogilvyinteractive Worldwive.

Pasar teknologi mobile – GSM, CDMA, 3G – terus membengkak. Menurut data yang ada, tahun 2005 populasi Cina sebesar 1,3 miliar jiwa. Dari populasi tersebut, sebanyak 269 juta adalah user. “Jumlah pengguna (user) teknologi mobile di tahun-tahun ke depan akan terus membanjir. Hal ini karena ketergantungan masyarakat modern terhadap perangkat komunikasi mobile makin meningkat,” tutur Mike Windsor.

Menurut Vice President Intel Sean Maloney, kehadiran teknologi mobile dianggap sebagai solusi untuk seluruh market pasar karena mencakup pasar internet dan phone, sekaligus potensial untuk mobile marketing dan kegiatan advertising. “Cara-cara marketing tradisional dan konvensional pelan-pelan mulai ditinggalkan, termasuk advertising model konvensional. Aktivitas marketing dan advertising kini mulai dilakukan secara mobile, mengikuti kemajuan teknologi,” katanya.

Seperti dilakukan produsen coklat terkenal Cadbury. Ketika penjualan sedang lesu, Cadbury melancarkan strategi marketing dan periklanan melalui media ponsel. Caranya adalah dengan membangun atmosfer brand lewat program “Cadbury Txt’n’Win”.

Melalui program itu, Cadbury mengundang para pemilik ponsel untuk mengirimkan SMS (short message service). Sebelumnya, Cadbury telah menyiapkan 65 juta batang coklat dengan kemasan special untuk promosi. Publik tidak tahu bagaimana wujud kemasannya. Apalagi, digemborkan kemasan dibubuhi code tertentu yang sangat unik.

Edukasi program yang gencar dilakukan ini ternyata menumbuhkan sikap penasaran bagi pemilik ponsel. Hanya konsumen yang memenangkan undian saja yang bisa melihat kemasan unik Cadbury. Tak pelak, ribuan SMS mengalir setiap hari. Tidak kurang dari 5 juta SMS masuk dari program “TxT’n’Win”. Dari situ penjualan Cadbury meroket. Cadbury sukses mengadopsi teknologi seluler untuk kegiatan marketing. Kebetulan saat itu SMS sedang booming dan hampir rata-rata kaum muda menggunakan SMS untuk komunikasi.


Marketing Xtra 9 - 28 Februari 2009 Read More ..

Jumat, Februari 20, 2009

Memperlakukan Customer Sebagai Individu

Setidaknya ada dua hal kreatif yang dilakukan oleh Morin Chandra, yang bersama Yoris Sebastian mendirikan PT Digital Rantai Maya (dr.m) dalam bisnis musik di Indonesia. Pertama ia mendirikan dr.m sebagai channel alternatif untuk mendistribusikan musik melalui apa yang disebut full track download. Kedua, ia menggunakan mobile social network untuk memasarkannya, alih-alih sistem hard sell yang mungkin bisa terkesan mendikte pasar.

“Semuanya berawal dari lagu berjudul Lentera Jiwa,” jelas Morin. Sejak awal, latar belakang penggunaan mobile marketing, jelas Morin, adalah untuk lebih bisa melakukan paticipative marketing atau engagement dengan target pendengar lagu itu. “Kami secara khusus membidik murid-murid sekolah, mahasiswa, first jobber dan juga orang tua,” kata Morin.

Menurut Morin, secara produk, lagu Lentera Jiwa yang dibawakan oleh Nugie itu memang cukup berat, dan memiliki muatan filosofis yang cukup tinggi. Dengan kondisi seperti ini, Morin berlalu bergerilya menggunakan baik channel tradisional maupun internet. “Kami membuat website www.lenterajiwa.com, penyebaran video klip lewat youtube, email blast ke mailing list, dan promosi di beberapa social networking sites – yang dengan teknologi WAP semuanya kini bisa diakses dengan mobile devices,Red – selain kolaborasi on air dan off air dengan Radio Oz Jakarta, dan liputan di Kick Andy,” kata Morin. Ini semua dilakukan, lanjut Morin, adalah dalam rangka interaksi yang lebih jauh dengan target pendengar dan mendorong partisipasi yang lebih aktif dari mereka. Sebagai contoh, konsumen bisa mengikuti program curhat lentera jiwa yang berhadiah uang tunai – dalam hal ini, dr.m bekerjasama dengan Lilo, sebuah social networking web.

Simak saja, ‘curahan jiwa’ yang di-posting seorang audience bernama inisial D berikut ini : “… berani keluar dari zona kenyamanan. Rupanya itulah salah satu resep orang-orang sukses. Bagaimanapun kondisi mereka, kekurangan mereka, kelemahan mereka, semua itu tidak menjadi kendala. Lihatlah Julius Caesar, meski menderita epilepsy, ia berhasil menjadi seorang jenderal. Bethoven bahkan menulis beberapa lagu terbaiknya justru sesudah telinganya tuli sama sekali…” (8 Januari 2009). Postingan ini lalu dijawab Nugie, penyanyi yang membawakan Lentera Jiwa dengan penuh penghayatan itu : “Wuah Mr or Mrs D. You are such an amazing writer. Tulisan darimu sangat luar biasa. Thank’s for sharing with us here.”

Komunikasi dua arah seperti di atas menurut Morin adalah salah satu perbedaan paling besar antara mobile marketing dan tradional marketing, karena konsumen diperlakukan sebagai individu, selain hanya sebagai potensial buyer. “Kalau mereka merasa didengar dan di-entertain, maka otomatis mereka akan menjadi ‘talkers’ kita,” kata Morin. Selain itu, lanjut Morin, komunikasi dua arah yang terjadi antara brand dan konsumen, memungkinkan efek viral. “Konsumen sekarang lebih percaya efek viral dibandingkan hard sell message dari brand,” tambah Morin.

Menurut Morin, prospek mobile marketing di Indonesia sangat baik, karena channel ini dapat menjadi alternatif yang bisa lebih murah dan lebih efektif bila dibandingkan channel tradional. “Tapi tidak semua produk cocok dengan cara ini, tergantung nature dan apa yang mau dikomunikasikan,” tambah Morin. Selain itu, menurut Morin pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 25 juta sampai tahun 2008. “Mobile marketing bisa digunakan sebagai langkah awal, dimana jika dilakukan dengan benar, maka efek viralnya akan menjalar ke non internet user juga,” kata Morin.

Mengenai dr.m sendiri, saat ini jelas Morin memang baru menjual satu lagu, dan memang dimaksudkan untuk tidak merilis terlalu banyak lagu. “Takutnya tidak maksimal” kata Morin tentang bisnis full track download dengan tariff Rp 5.000 per lagu

Marketing Xtra edisi 9 – 28 Februari 2009 Read More ..

Paradigma Baru Marketing

Pada dasarnya, pendekatan marketing bisa dicirikan 2 karakteristik yang berbeda. Pertama, tingkat interaksi suatu medium. Kedua, lokasi dari suatu medium. Media tradisional dicirikan oleh fungsinya sebagai “sandaran”. Ketika kita menyaksikan suatu program atau iklan melalui televisi misalnya, kita tidak melakukan tindakan apapun terhadap program itu secara langsung bila ada iklan yang tidak berkenan.
Paling-paling kita hanya bisa memindahkan channel atau mematikannya atau kita menelepon penyelenggara program. Apakah lalu program itu diganti oleh penyelenggara, sulit memprediksinya. Apalagi kalau hanya kita yang protes. Intinya kita hanya bisa pasrah atau pasif. Demikian halnya dengan iklan di media cetak atau radio.

Hal kedua adalah lokasi. Baik media televisi, radio atau media, sangat terikat pada lokasi. Jadi iklan di majalah misalnya hanya bisa kita baca di rumah, kantor atau dalam perjalanan atau penerbangan menuju ke tempat lain. Sementara billboard atau iklan pengecer diskon besar-besaran misalnya, hanya bisa kita lihat di lokasi tertentu seperti di dekat Bundaran HI Jakarta atau tempat lainnya. Di tempat lain mungkin ada kalau sang pengiklan bersedia mengeluarkan biaya lebih besar.

Ini berbeda dengan media baru yang sifatnya lean-forward yang memerlukan drajat interaksi atau kesadaran untuk terlibat yang lebih besar. Web misalnya. Berbeda dengan billboard yang meski tanpa kita mau akan terlihat juga. Sebuah situs, harus kita cari. Artinya secara sadar kita memang membuka sebuah halaman di web atau situs. Akan tetapi web juga masih terikat dengan lokasi. Maksudnya bila kita ingin masuk ke suatu web atau situs, kita masih membutuhkan komputer di rumah atau di kantor.

Keunikan dari mobile marketing adalah kita atau konsumen bisa mengaksesnya tanpa terikat waktu dan lokasi. Konsumen bisa melakukan interaksi dengan merek atau perusahaan yang menawarkannya tanpa terikat pada waktu dan lokasi tertentu. Kelebihan ini yang tidak dimiliki oleh media lainnya. Dengan kata lain, platform mobile marketing menawarkan suatu pengalaman yang berbeda secara mendasar dengan platform lainnya.

Perubahan paradigma ini memberikan kontribusi penting bagi perubahan strategi yang memungkinkan perusahaan mencapai dan berhubungan dengan calon konsumen yang ditarget. Teoritis, pengiklan tentunya akan semakin mudah mencapai calon konsumennya. Terutama di kalangan remaja, bila memasang di iklan yang disediakan oleh indosat. Ini karena i-klan indosat yang bersedia menerima pesan iklan setiap hari 90% adalah para penlanggan IM3.

Pelanggan IM3 sebagian besar adalah anak-anak muda. Ditenggok dari usia, 57%-nya adalah usia 18-25 tahun dan 33%-nya merupakan mereka yang berusia di bawah 17 tahun. Sementara itu, dilihat dari kota tempat tinggal 70-80% berasal dari kota Jakarta. “Data 700 ribu pelanggan itu menunjukkan bahwa mobile marketing memang direspon positif oleh pasar anak muda. Yang biasanya mau diganggu dengan kiriman SMS, MMS dan sebagainya,” kata Guntur S.Siboro, Direktur Marketing Indosat

Marketing Xtra edisi 9 – 28 Februari 2009 Read More ..

Rabu, Februari 18, 2009

Pemasaran Viral (Viral Marketing)

Salah satu alat komunikasi pemasaran yang sekarang berkembang pesat adalah pemasaran viral. Ia menjadi alternatif dengan terjadinya kebosanan dan imunitas (kekebalan) pada konsumen dengan gencarnya berbagai alat promosi yang dilakukan oleh perusahaan melalui majalah, koran, televisi, media luar ruang, dan sebagainya. Pemasaran viral memang berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi informasi itu sendiri.


Pemasaran Viral (Viral Marketing) adalah penyebaran pesan eletronik dari satu konsumen ke konsumen lain secara sadar maupun tidak, menciptakan ekspansi dan pertumbuhan pesan yang eksponensial dalam penyebarannya. Media pemasaran yang umumnya digunakan dalam pemasaran viral adalah Internet yang saat ini berfungsi sebagai salah satu jaringan komunikasi global.

Pemasaran viral berkembang sejalan dengan kemudahan penyampaian pesan, misalnya melalui surat elektronik (e-mail), yang kemudian digunakan sebagai salah satu penyampaian pesan komersil kepada berbagai pihak. Penyampaian pesan suatu produk secara terus menerus melalui berbagai situs (website) akan ”menanamkan” kesan yang mendalam secara sadar maupun tidak bagi konsumen yang menerima pesan tersebut.

Teknik pemasaran viral yang dapat dijadikan sebagai contoh (best parctices) adalah pemberian e-mail gratis, yang dipelopori oleh Yahoo, termasuk kapasitas peyimpanan awal 100 MB (megabyte) menjadi 1 GB (Gigabyte), dan berbagai fasilitas gratis lainnya seperti Messenger, Apa dampak atas fenomena yang kita lihat sekarang. Yahoo.Inc menjadi salah satu internet provider terkemuka di dunia, karena nyaris tidak ada pengguna teknologi informasi yang tidak mengenalnya. Teknik pemasaran viral lainnya yang cukup berhasil adalah memberikan pemakaian produk aplikasi gratis dalam jangka waktu tertentu seperti ACD View, Adobe, dan berbagai program Anti Virus lainnya.

Pertanyaannya, apakah hanya produk atau jasa yang berbasis teknologi informasi canggih saja yang dapat memanfaatkan pemasaran viral. Ternyata tidak. Jure Leskovec, Lada A. Adamic, dan Bernardo A. Huberman (2007) mengemukakan berbagai jenis produk dan produk yang inovatif ternyata lebih berhasil penyebarannya melalui pemasaran viral yang mengadopsi sistem jaringan dengan memanfaatkan peyampaian pesan pemakai komputer di Internet sebagai konsumen untuk menyebarkan pesan kepada teman-teman atau relasinya.

Bagaimana cara pemasaran viral bekerja? Tentunya menjadi pertanyaan yang menarik. Dalam penyebaran informasi memiliki beberapa cara yang berbeda dan bersifat dinamis. Setiap pemakai jaringan Internet dapat dipastikan memiliki suatu identitas. Apakah dalam bentuk e-mail, user name, atau alamat (address) yang memungkinkan untuk penyampaian, penyimpanan, dan menyortir pesan baik untuk kepentingan pribadi maupun bisnis. Semua bentuk identitas (ID) tersebut diberikan secara cuma-cuma oleh penyedia jasa internet (Internet Provider).

Komunikasi dan interaksi melalui jaringan Internet inilah yang dimanfaatkan oleh pemasaran viral. Pengguna Internet adalah individu yang memiliki jaringan relasi sosial yang rumit, mulai dari keluarga, teman hingga rekan sekerja. Dalam dunia maya, jaringan sosial menjadi lebih luas dan kompleks. Sekalipun sesama pengguna Internet belum pernah bertemu secara langsung, tetapi bila terjadi komunikasi dan interaksi melalui Internet, keakraban dan kesetiakawanan secara alamiah muncul.

Pengalaman membeli, menggunakan dan mengkonsumsi suatu produk atau jasa menjadi salah satu bahan ”obrolan” yang menarik dalam berbagai fasilitas yang disediakan, apakah mailing list, chating, atau blog yang sekarang lebih populer digunakan di dunia maya. Forum semacam ini digunakan untuk penyampaian pesan mengenai penyebaran produk (product diffusion) secara berantai dan eksponensial secara sadar atau tidak disadari. Bahkan terakhir Google menyediakan fasilitas lokasi gedung, rumah, pabrik, tempat pariwisata, dan sebagainya dengan menggunakan fasilitas satelit yang terkoneksi dengan mesin pencari Google Earth Plus. Fasilitas tersebut dapat digunakan sebagai media promosi bagi perusahaan atau organisasi ketika ada yang mengunjungi lokasi dengan hanya mengklik saja. Informasi dan koneksitas dengan perusahaan atau organisasi dalam sekejap tersaji secara visual dan menarik bagi konsumen.
Dengan kata lain, pemasaran viral adalah penyebaran informasi mengenai produk dan cara membeli produk melalui sistem jaringan global. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan empiris bahwa jaringan sosial memiliki pengaruh yang kuat terhadap inovasi dan penyebaran produk dan jasa. Jure Leskovec, Lada A. Adamic, dan Bernardo A. Huberman (2007) yang melakukan pengamatan selama dua tahun mengenai infomasi dan penyebaran produk melalui sistem jaringan global memperkuat argumentasi tersebut. Penyebaran informasi dan adopsi produk yang mereka teliti yaitu buku, DVD, musik dan film memperlihatkan efisiensi dan efektivitas dari implementasi strategi pemasaran yang dilakukan.

Bagaimana perusahaan memulai melakukan pemasaran viral? Bagi yang sudah memiliki situs sendiri tentu saja tidak sulit, hanya mengoptimalkan fasilitas yang tersedia dalam sistem jaringan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Bagi perusahaan yang belum memiliki atau menganggap investasi teknologi informasi adalah mahal, maka pandangan tersebut harus dibuang jauh-jauh.

Jure Leskovec, Lada A. Adamic, dan Bernardo A. Huberman (2007) mengemukakan data yang harus dibangun dalam melihat efektivitas pemasaran viral, sekurang-kurangnya dalam situs perusahaan yang melakukan penjualan produk atau jasa secara on-line menyediakan data yang harus diisi oleh pembeli dan masuk dalam rekomendasi terdiri dari: Customer ID, Receiver ID, Data of Sending, Purchase Flag, Purchase Date, Product Identifier, dan Price.

Berdasarkan data yang masuk dalam periode tertentu, satu bulan, kuartal semester atau setahun, dapat dianalisis penyebaran informasi, produk yang terjual, siapa pembelinya, dan berbagai informasi penting lainnya yang dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan pemasaran untuk program kerja berikutnya perusahaan. Tidak sulit bukan?

Mix 21 May 2008 Read More ..

Sabtu, Februari 14, 2009

ReBrand Winning Brands :

Merek Global Terbaik Versi Interbrand
Sejumlah merek rebranding berhasil memperoleh predikat sebagai merek terbaik versi Interbrand.
Bukti jika proyek rebranding mereka sukses?


Bagaimana eksistensi brand perusahaan Anda pada tahun 2008? Apakah brand yang Anda kelola menunjukkan peningkatan? Ataukah menunjukkan penurunan image? Apakah brand yang Anda kelola masuk dalam kategori global, regional atau nasional?

Tiap tahun interbrand memberikan penilaian terhadap seluruh merek di tingkat global. Juri dari Interbrand memberikan penilaian terhadap seluruh merek yang masuk sebagai kandidat. Selanjutnya, Interbrand memberikan penghargaan berdasarkan kategori best of awards, distinction, merit dan notable.

Merek yang masuk dalam best of awards berarti diakui dalam level tertinggi sebagai brand paling efekrif. Sedangkan kategori selanjutnya berada di bawah best of awards yaitu distinction, merit dan notable.

Rebrand yang sukses

Pada tahun 2008, Interbrand memberikan anugerah best of awards kepada lima merek utama. Mereka adalah Blake Dawson, Brown's Brewing Company, Heath Ceramics, Metro Los Angeles, dan World TV. Interbrand juga memberikan penghargaan distinction kepada Ambius, Bayern LB, Buehler Food Market Inc, Cisco Systems, Foley Hoag LLP, Grow, Laga, One2Play dan Tayco. Sedangkan sisanya masuk dalam kategori merit dan notable. Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa merek yang sukses melakukan rebranding.

BLAKE DAWSON
Blake Dawson adalah firma hukum di Australia yang beroperasi secara internasional yang menangani berbagai masalah klien terutama di bidang hukum. Firma unggulan ini berbeda dengan sebagian besar firma hukum lainnya. Blake Dawson juga mengeluarkan berbagai publikasi dalam masalah hukum, pajak dan media. Selain itu, Blake Dawson juga memperkuat proses pemasaran melalui media massa. Mereka mengeluarkan strategi new branding yang diluncurkan pada November 2007, dimana mereka melakukan perubahan logo, visi dan rencana strategis. Hasilnya, Blake Dawson lebih diakui secara internasional sebagai firma hukum terbaik. http://www.blakedawson.com/

BROWN'S BREWING COMPANY
Brown's Brewing Company adalah perusahaan pembuat bir dan beberapa aksesoris pendukung. Brown's Brewing adalah salah satu perusahaan terbaik tingkat global di bidangnya. Sebagai pendiri, Garry Brown memutuskan melakukan new branding, yaitu mengubah strategi perusahaan mulai dari logo hingga distribusi. Dia menyadari untuk merebut hati konsumen, harus ada ciri khas khusus. Akhirnya Brown's Brewing melakukan new branding. Logo perusahaan berubah dengan lebih menekankan pada estetika, pesan, komunikasi, marketing dan desain. Dalam jalur distrisbusi, Brown's Brewing mulai melakukan distribusi produk di tingkat regional.
http://www.brownsbrewing.com/

HEATH CERAMICS
Heath Ceramics adalah perusahaan pembuat bahan keramik di tingkat global. Sebelumnya, perusahaan yang berada di California memiliki penjualan lesu. Mereka hampir tidak melakukan marketing. Pemilik perusahaan kemudian melakukan revitalisasi terhadap brand, strategi marketing dan desain. Heath Ceramics melakukan upaya marketing strategi untuk meyerap pasar, baik untuk mendapatkan existising customer dan new customer. Perusahaan membuat strategi marketing yang sebelumnya tidak pernah dilakukan publikasi di koran dan majalah. Rebranding dilakukan untuk meningkatkan hubungan emosional dengan customer, baik di tingkat lokal maupun nasional. Hasilnya perusahaan mencatat kenaikan 30 persen penjualan sejak tahun 2003. http://www.heathceramics.com/go/heath/

METRO
Metro (The Los Angeles Country Metropolitan Transportation Authority) adalah perusahaan transportasi terbesar ketiga. Metro melayani 200 rute termasuk bus, kereta dan subway. Jumlah penumpang yang dilayani sekitar 1,5 juta jiwa per hari. Metro melakukan rebranding karena mendapatkan citra negatif dari kecelakaan. Logo Metro didesain ulang dengan mengubah skala, bentuk huruf, penegasan, warna dan penampilan. Dan hasilnya adalah peningkatan kepuasan publik terhadap Metro. Tahun 2006 Metro dinobatkan sebagai perusahaan transportasi terbaik di Amerika. http://www.metro.net

WORLD TV
World TV yang diluncurkan tahun 1997 mentransmisikan tujuh siaran channel di AS melalui satelit. Sebagai anak perusahaan GlobeCast, sejak tahun 1006, Wolrd TV tumbuh menjadi 200 saluran TV meliputi Timur Tengah, Asia, Eropa dan Afrika. World TV menjadi penyedia siaran TV internasional terbesar di Amerika. Kunci kesuksesan Word TV adalah transfer siaran melalui satelit. World TV melakukan rebranding dengan lebih menekankan sisi emosional, yaitu "Your World, Your TV". World TV menekankan sisi emosional untuk menyentuh perbedaan budaya antara penonton di seluruh dunia.

Marketeers edisi 10 Okt - 10 Nov 2008
Read More ..